Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2019

Revenge - Bab II

Bab II Beberapa tahun kemudian *Pletak* “Aw! Apa yang kau lakukan!?” “Hah? Yang kulakukan?” Mereka duduk bersebelahan, di bukit tempat mereka bermain saat kecil. Sampai sekarang tempat itu menjadi tempat favorit mereka. Bukan tanpa alasan, bukit itu satu-satunya tempat yang bisa mereka temukan untuk bersantai ria. Tidak banyak tempat seperti itu yang tersisa. Tentunya untuk para pribumi. Penjajah atau bangsawan telah mengambil alih segalanya. Segalanya hingga pribumi tak bisa lagi menikmati tanah mereka sendiri. “Ya, apa yang kau lakukan? Erik” “Aku cuma menyadarkanmu dari MD, Rian” jawab Erik   penuh percaya diri. “MD? Apaan itu? kenapa kau harus memukul kepalaku?” Di a tau, Erik lebih cerdas darinya. Ia salah satu pribumi yang punya hak eksklusif untuk bersekolah, mengakses internet dan fasilitas lainnya. Sebuah hal yang tak mungkin dirinya miliki. Jika Erik setiap pagi bersekolah, dirinya kadang akan pergi ke bukit ini. Berlatih s...

Prolog - Not Love, Because of Love?

Prolog Seorang pemuda terdiam menatap gadis di depan n ya. “Maaf!  ucap Gadis tersebut, sambil berjalan menjauh meninggalkan Pemuda itu dengan sebuah luka yang tidak mengeluarkan darah, namun sebuah tangisan. “Sudah selesai, apa semuanya berakhir di sini?” Tanya Pemuda itu, tanpa sadar air mata jatuh begitu saja. Di kejauhan, Gadis tersebut berdiri di balik sebuah pohon mengintip ke arah Pemuda itu, sambil menutup mulut dengan tangan kanannya menahan isakan tangis yang bisa meledak kapan saja, karena melihat seseorang yang begitu ia sayangi menangis. Keputusan yang menyakitkan, dua hati dengan cinta pada satu sama lainnya namun, dalam sebuah hubungan yang seharusnya tidak mereka jalani. Pemuda itu berhenti menulis, melipat kertas tersebut lalu memasukannya ke dalam sebuah kotak, dan menyimpan kotak itu di bawah tempat tidurnya. Menghela napas beberapa kali, saat kenangan itu kembali menyimpan kotak itu di bawah tempat tidurnya beberapa menit sebelum acara di m...

Revenge - Bab 1

Bab I “Pergi kau, dasar anak haram!!” ejek seorang anak   sambil melempar batu. “Ya, liat saja rambutnya berbeda dengan kita” tambah anak lainnya , ikut melempar batu. Seorang bocah berlari , menjauhi sekumpulan anak yang melempar batu padanya. Dia tidak menangis. Kesekian kalinya, dia tidak bisa bermain dengan anak lainnya.   Dirinya tak mengerti maksud perkataan mereka. Yang ia tahu, mereka semua termasuk dirinya adalah anak-anak. Dan ibunya bilang, semua anak-anak itu bermain bersama. ~ Apa karena rambutku?   Hitam. Warna rambut khas para pribumi. Itulah yang tidak dimilikinya, ia berambut pirang. Sangat berbeda dan mencolok sekali. Dia selalu jadi pusat perhatian orang-orang. Aneh, karena anak berambut pirang berkeliaran di tempat pribumi. Hanya para bangsawan atau yang para pribumi sebut sebagai penjajah, yang memiliki rambut seperti itu. Hubungan gelap bangsawan yang memperbudak wanita pribumi. Hasilnya, seorang anak terlahir seba...