Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019

Kemana aja nih?

Gak update lagi? Ya, its right,,, well,, karena ikut suatu pelatihan jadi gak sempet untuk update di blog ini. Dan masih terkena efek malas yang terus dinikmati :| Ok, lah,, bulan depan pasti bakalan update lagi, Hari ini bakalan mulai menulis 1000 kata/ hari, buat ningkatin skill menulis dan mencegah kemalasan :v Entahlah,, orang-orang bilang just write, terusin aja.. lol is not that easy? or i just too lazy. Ok, karena mimpi gak bakalan jadi kenyataan kalau cuman diem aja. Wake Up and get it XD Oh, ya.. tau kok gak banyak yang visit blog ini. knp? karena gk pernah di share sama pemilikny jga :/ Ya, gak pernah share. seriusan. Karena blog ini sekedar pelampiasan diri, agar tetap menulis. Karena hanya ingin menulis, peduli ada yang baca atau enggak. Yang penting gw udah nulis tulisan :v Cmon, Bil, S-Chan whatever ur name is... We can do it,, Just doit. Hell yeah man,, Just Fu**ing Do it XD Stress?Depresi?Bingung?Putus Asa?Sakit Hati? punya permasalahan? ayo, mending...

Chapter 1 - Not Love, Because of Love?

1        Mobil milik Tifa berhenti saat lampu merah menyala, Tifa tersenyum kecil mengingat hari-hari itu. Hari di mana ia merasa dunia nya kembali berwarna. Mobil Tifa kembali melaju saat lampu berubah menjadi hijau, ada sebuah panggilan masuk ke ponselnya. “Assalamualaikum, iya ini sudah hampir sampai, nanti aku kabarin kalau sudah sampai ke belokan itu” ucap Tifa lalu memutuskan sambungan telpon itu. Mobil Tifa berbelok ke kiri saat terlihat sebuah papan penunjuk arah yang bertuliskan Suryalaya, hari ini Tifa akan mengunjungi teman yang dua hari lagi akan menikah dengan salah satu sahabatnya. Temanya itu tinggal di Kota Tasikmalaya di sebuah desa bernama Pageurageung, Tifa segera mengambil ponselnya begitu ia sampai di masjid besar Pageurageng. Latifa, begitulah Tifa memanggilnya. “Assalamualaikum fah, ini aku sudah sampai” lalu memarkirkan mobilnya di dekat parkiran motor, setelah mematikan mesinnya kemudia keluar dan menunggu Latifa yang...

Revenge - Bab III

Bab III Tidak ada lampu diruangan itu. Cahaya monitor raksasa menjadi penerang ruangan. Bayangan pria yang sibuk jelas terlihat, apalagi dengan jubah putihnya. Bram Narve, Ilmuwan asal inggris. Dibawah negara koalisi dia telah menjadi ilmuwan terhebat saat ini. Teori gilanya didukung bahkan didananai habis-habisan oleh para pemimpin negara. Tentu dari negara yang berkuasa saat ini. Negara koalisi. Dia sudah meghabiskan belasan tahun untuk membuktikan teori gilanya. Dengan negara koalisi sebagai penyokongnya, dia bisa melakukan banyak percobaan dengan mudah. Bahan eksperimen pun bisa didatangkan dengan cepat. Selain ilmunya, Bram tak punya daya tarik. Pria tua dengan obsesi gila. Biarpun begitu, dia sangat dihormati oleh negara koalisi dan mungkin ditakuti oleh pribumi.   “Profesor Bram, apa yang membuatmu memanggilku?” Seorang pria paruh baya muncul dibelakangnya, dari arah pintu ruangan. “Oh, Jenderal William. Maaf karena memanggilmu kesini” ucap P...